Perempuan


Bunga Putri Malu | Taken Pict by Me

Terlahir sebagai perempuan adalah takdir. Tetapi tumbuh menjadi perempuan tegas, cerdas, dan berkarakter yang indah akhlaqnya, teduh parasnya, brilliant otaknya, ibadah setiap langkahnya, iffah dan izzah kehormatannya, titah Tuhan pegangannya, serta keindahan lainnya adalah pilihan.

Entah sudah kali ke berapa aku menulis tentang sosok yang sangat memiliki pengaruh besar bukan hanya bagi keluarga tapi juga nusa, bangsa, dan agama. Dimana ia dijadikan salah satu tonggak dalam memperbaiki generasi bangsa dari kasih sayang dan kecerdasannya dalam melahirkan dan mendidik para generasi bangsa. 

Tentu bukan hal mudah mengemban amanah yang sedemikian besar. Tetapi perempuan selalu bisa mengurusnya. Ia bukan hanya menjadi anak bagi kedua orang tuanya, istri bagi suaminya, ibu bagi anak-anaknya, hingga wanita karir yang turut serta berbagi lebih akan ilmu dan kemampuan yang ia punya. Tetapi ia juga memiliki peran besar lainnya yang tak kalah pentingnya.

Dibalik sosoknya yang lembut, sangat perasa, sangat patuh, penyabar, dan sifat anggun lainya pada dasarnya ia memiliki mental yang sangat baja. Ia mampu menyembunyikan luka dan air mata dibalik senyum dan tawanya. Ia mampu dengan sabar mendengarkan meski ia sangat ingin berbicara. Ia mampu mengatakan baik-baik saja tentang dirinya meski yang terjadi sebaliknya. Ia pandai menyimpan sakit hatinya agar hati yang lain tak luka sepertinya.  Ia pandai menahan tetes air matanya dan cukup dirinya yang menjadi saksi ditengah malam ketika air matanya tumpah. Bahkan ia rela mengorbankan cintanya dan dengan penuh ketegaran bergegas pergi meninggalkan cinta yang selalu ia perjuangkan untuk diberikan kepada hati yang lain. Perempuan selalu saja begitu. Aku selalu mencoba menembus batas-batas sisi kewanitaan dengan cara bersikap sesuai waktunya. Ada kalanya kita bersabar, mendengar, mengalah, berkorban, dan lain sebagainya tapi ada kalanya juga kita bertindak lebih cepat, kita yang berbicara, kita yang memimpin, kita yang berpikir dan lain sebagainya. Semua akan baik-baik saja jika dilakukan pada waktu yang tepat dan dengan orang yang tepat pula. 

Jadi, perempuan harus tegas, cerdas, dan berkarakter. Indah akhlaqnya, teduh parasnya, brilliant otaknya, dzikir lantunannya, ibadah langkahnya, dan penuh keindahan lainnya. Tentu tak sesempurna yang kita kira karena tidak ada manusia yang sempurna. Tapi salahkah belajar menjadi shalehah, cerdas, dan berkarakter? Tentu tidak salah. 

Perempuan; teruslah bergerak. Jadilah srikandi bukan hanya dalam keluarga tapi juga dalam memajukan nusa dan bangsa serta tetap patuh pada perintah agama. Tetaplah tampil seperti putri malu dengan segala keanggunannya tapi ingat kau punya duri ketegasan yang tajam yang harus kau pergunakan agar pribadimu menjadi semakin indah. 

#muslimahblogger 
Jogja, 1 Mei 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untukmu Lelaki Hebatku, Terimakasih untuk Semua Rasa Cemburu yang Kau Berikan.

Grojokan Sewu: Tawangmangu

Kembali ke Blitar; Aku Datang….