Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

A cup of tea talking about Copyright

Gambar
Copyright Picture by Mr. Google The Philosophy of Copyright Copyright adalah bahasa Inggris dari ‘hak cipta’. Menyebut dengan copyright atau pun hak cipta tentu semua pembaca sudah paham. Karena tema ini memang begitu dekat dengan kita, terutama bagi kaum pembelajar atau pengajar yang sehari-hari harus berhadapan dengan buku. Contoh kecilnya dikalangan mahasiswa. Mahasiswa membuat makalah, skripsi, tesis, disertasi dan karya ilmiah lainnya. Jangan kan untuk karya ilmiah, untuk yang non-ilmiah saja tidak boleh melanggar kebijakan Und an g-Undang tentang copyright . Selain tidak melanggar   Undang-Undang, pada dasarnya ada hal lain yang lebih penting, yakni ‘nurani’. Ya nurani yang bersemayam didalam seonggok daging, ‘hati’. Yang dikatakan Nabi, jika rusak yang seonggok itu maka rusaklah yang lainnya juga. Lho kok jadi kesini ya? Hehehe intermezzo .. Jangan serius-serius bacanya. Just relax and enjoy it . Nah, kalau begitu kita minum dulu tehnya, bukankah tadi sambil mi

Mencintai Dalam Diam

Gambar
Hallo.... :D Picture by Mr. Google Lagi-lagi berbicara tentang cinta. Jika ditulisan sebelumnya adalah tentang cinta yang hakiki kepada Allah, maka kali ini tentang cinta kepada makhluk-Nya dalam batasan laki-laki dan perempuan. Apakah berdosa jika ada seorang laki-laki jatuh cinta kepada seorang wanita atau sebaliknya? Tentu saja ini tidak berdosa. Rasa cinta pada lawan jenis itu adalah fitrah yang diberikan Tuhan pada umatnya. Bahkan manusia paling mulia yakni Nabi Muhammad saw. juga jatuh cinta jatuh cinta kepada lawan jenis sebagaimana manusia pada umunya. Pun juga para ulama, orang shalih, orang suci dan yang lainnya, mereka juga jatuh cinta. Lalu apa yang harus kita lakukan saat jatuh cinta? Rasul menegaskan bahwa solusi dari jatuh cinta adalah menikahinya. Ini terjadi ketika di zaman Rasul, ada seorang pemuda bernama Al-Mughits, ia jatuh cinta pada seorang wanita bernama Bariroh. Ia mengadu kepada Rasul tentang perasaannya itu. Lalu apa tindakan Rasul? Rasu

Seni Seviyorum...

Gambar
Risalah Cinta… -- Ditambah sedikit bumbu penyedap, petuah Imam Al-Ghazali “Raudhah; Taman Jiwa Kaum Sufi” Photo by Mr. Google Cinta … Ibnu Arabi (Sufi dan pemikir Islam abad ke-12 dari Spanyol) pernah bertuah bahwa cinta itu tak punya defenisi.   Dalam risalah Futuhat ia juga menjelaskan, “Ia yang mendefenisikan cinta berarti tak mengenalnya… Sebab cinta adalah minum tanpa hilang haus.”, Ya memang betul juga. Karena setiap orang akan memiliki versi berbeda saat mengartikan cinta.    Lain halnya dengan Jalaluddin Rumi (Sufi yang paling   masyhur ), “Cinta adalah laut-Ke-Tak-Ada-an.” Maka pantas saja cinta yang hanya sepatah kata namun sangat sulit untuk didefinisikan. Sehingga dalam ribuan masnawi dan diwannya, Jalaluddin Rumi hanya mengemukakannya dalam bentuk nagasi, bahwa cinta itu ibarat pohon yang tegak berdiri bukan diatas tanah atau diatas pokok, bahkan bukan pula di mahkota surga.